LANDASAN PENDIDIKAN
OLEH : JAYADI.S,T.S,KOM
PENDAHULUANPendidikan merupakan
bagian penting dari kehidupan yang sekaligus membedakan manusia dengan makhluk
hidup lainnya. Hewan juga “belajar” tetapi lebih ditentukan oleh instinknya,
sedangkan manusia belajar berarti merupakan rangkaian kegiatan menuju
pendewasaan guna menuju kehidupan yang lebih berarti. Anak-anak menerima
pendidikan dari orang tuanya dan manakala anak-anak ini sudah dewasa dan
berkeluarga mereka akan mendidik anak-anaknya, begitu juga di sekolah dan
perguruan tinggi, para siswa dan mahasiswa diajar oleh guru dan dosen.
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia.
Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan. Pada makalah ini berusaha memuat tentang : landasan hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi .
Pandangan klasik tentang pendidikan, pada umumnya dikatakan sebagai pranata yang dapat menjalankan tiga fungi sekaligus. Pertama, mempersiapkan generasi muda untuk untuk memegang peranan-peranan tertentu pada masa mendatang. Kedua, mentransfer pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban. Butir kedua dan ketiga di atas memberikan pengerian bahwa pandidikan bukan hanya transfer of knowledge tetapi juga transfer of value. Dengan demikian pendidikan dapat menjadi helper bagi umat manusia.
Landasan Pendidikan marupakan salah satu kajian yang dikembangkan dalam berkaitannya dengan dunia pendidikan. Pada makalah ini berusaha memuat tentang : landasan hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan psikologi,dan landasan ekonomi .
1.
Landasan Hukum
Kata landasan
dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.Sementara itu
kata hukum dapat dipandang sebagai aturan baku
yang patut ditaati. Aturan baku
yang sudah disahkan oleh pemerintah ini , bila dilanggar akan mendapatkan
sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku pula. Landasan hukum dapat
diartikan peraturan baku
sebagai tempat terpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan – kegiatan
tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan.
a.
Pendidikan menurut Undang-Undang 1945
Undang –
Undang Dasar 1945 adalah merupakan hokum tertinggi di Indonesia.Pasal – pasal
yang bertalian dengan pendidikan dalam Undang – Undang Dasar 1945 hanya 2
pasal, yaitu pasal 31 dan Pasal 32. Yang satu menceritakan tentang pendidikan
dan yang satu menceritakan tentang kebudayaan. Pasal 31 Ayat 1 berbunyi : Tiap
– tiap warga Negara berhak mendapatkan pengajaran. Dan ayat 2 pasal ini
berbunyi : Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajar
Pasal 32 pada Undang – Undang Dasar berbunyi : Pemerintah memajukan kebudayaan
nasional Indonesia.an nasional, yang diatur dengan Undang –
Undang.b.
Undang-Undang RI Nomor 2
Tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional
Tidak semua pasal akan dibahas
dalam buku ini. Yang dibahas adalah pasal – pasal penting terutama yang
membutuhkan penjelasan lebih mendalam serta sebagai acuan untuk mengembangkan
pendidikan. Pertama – tama adalah Pasal 1 Ayat 2 dan Ayat 7. Ayat 2 berbunyi
sebagai berikut : Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada
kebudayaan nasional yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang – Undang Dasar
45. Undang – undang ini mengharuskan pendidikan berakar pada kebudayaan
nasional yang berdasarkan pada pancasila dan Undang – Undang dasar 1945, yang
selanjutnya disebut kebudayaan Indonesia
saja. Ini berarti teori – teori pendidikan dan praktek – praktek pendidikan
yang diterapkan di Indonesia,
tidak boleh tidak haruslah berakar pada kebudayaan Indonesia.“Selanjutnya Pasal 1 Ayat
7 berbunyi : Tenaga Pendidik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dalam penyelenggaraan pendidikan. Menurut ayat ini yang berhak menjadi tenaga
kependidikan adalah setiap anggota masyarakat yang mengabdikan dirinya dalam
penyelenggaraan pendidikan. Sedang yang dimaksud dengan Tenaga Kependidikan
tertera dalam pasal 27 ayat 2, yang mengatakan tenaga kependidikan mencakup
tenaga pendidik, pengelola/kepala lembaga pendidikan, penilik/pengawas,
peneliti, dan pengembang pendidikan, pustakawan, laboran, dan teknisi sumber
belajar.”
2.
Landasan Filsafat
Filsafat pendidikan ialah hasil
pemikiran dan perenungan secara mendalam sampai keakar – akarnya mengenai
pendidikanAgar uraian tentang filsafat pendidikan ini menjadi lebih lengkap,
berikut akan dipaparkan tentang beberapa aliran filsafat pendidikan yang dominan
di dunia ini. Aliran itu ialah :1.
Esensialis2.
Parenialis3.
Progresivis4. Rekonstruksionis5.
EksistensialisFilsafat pendidikan Esensialis bertitik tolak dari kebenaran yang
telah terbukti berabad – abad lamanya. Kebenaran seperti itulah yang esensial,
yang lain adalah suatu kebenaran secara kebetulan saja. Tekanan
pendidikannya adalah pada pembentukan intelektual dan logika.Filsafat
pendidikan Parenialis tidak jauh berbeda dengan filsafat pendidikan Esensialis.
Kalau kebenaran yang esensial pada esensialis ada pada kebudayaan klasik dengan
Great Booknya, maka kebenaran Parenialis ada pada wahyu Tuhan. Tokoh
filsafat ini ialah Agustinus dan Thomas Aquino.Demikianlah Filsafat
Progresivisme mempunyai jiwa perubahan, relativitas, kebebasan, dinamika,
ilmiah, dan perbuatan nyata. Menurut filsafat ini, tidak ada tujuan yang pasti.
Tujuan dan kebenaran itu bersifat relative. Apa yang sekarang dipandang benar
karena dituju dalam kehidupan, tahun depan belum tentu masih tetap benar.
Ukuran kebenaran ialah yang berguna bagi kehidupan manusia hari ini. Tokoh
filsafat pendidikan Progresivis ini adalah John Dewey.Filsafat pendidikan
Rekonstruksionis merupakan variasi dari Progresivisme, yang menginginkan
kondisi manusia pada umumnya harus diperbaiki (Callahan, 1983). Mereka bercita
– cita mengkonstruksi kembali kehidupan manusia secara total.Filsafat
pendidikan Eksistensialis berpendapat bahwa kenyataan atau kebenaran adalah
eksistensi atau adanya individu manusia itu sendiri. Adanya manusia di dunia
ini tidak punya tujuan dan kehidupan menjadi terserap karena ada manusia.
Manusia adalah bebas. Akan menjadi apa orang itu ditentukan oleh keputusan dan
komitmennya sendiri.
3.
Landasan Sejarah
Sejarah adalah keadaan masa
lampau dengan segala macam kejadian atau kegiatan yang dapat didasari oleh
konsep – konsep tertentu.
Sejarah pendidikan di Indonesia.
Pendidikan di Indonesia sudah
ada sebelum Negara Indonesia
berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia juga cukup panjang.
Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan dengan zaman
pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan pada
zaman kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis
kemerdekaan ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang
berjuang melalui pendidikan. Merka membina anak-anak dan para pemuda melalui
lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang
hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu adalah Mohamad
Safei, Ki Hajar Dewantara, dan Kyai Haji Ahmad Dahlan (TIM MKDK,
1990). Mohamad Syafei mendirikan sekolah INS atau Indonesisch
Nederlandse School di Sumatera Barat pada Tahun 1926. Sekolah ini lebih
dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di
Kayutanam. Maksud ulama Syafei adalah mendidik anak-anak agar dapat berdiri
sendiri atas usaha sendiri dengan jiwa yang merdeka. Tokoh pendidik
nasional berikutnya yang akan dibahas adalah Ki Hajar Dewantara yang mendirikan
Taman Siswa di Yogyakarta. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke
dalam empat keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan
semboyan atau perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang
sebagian besar merupakan asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada
waktu
itu.
Tokoh ketiga adalah Ahmad Dahlan yang mendirikan organisasi Agama Islam pada
tahun 1912 di Yogyakarta, yang kemudian berkembang menjadi pendidikan Agama
Islam. Pendidikan Muhammadiyah ini sebagian besar memusatkan diri pada
pengembangan agama Islam, dengan beberapa cirri seperti berikut (TIM MKDK,
1990).Asas pendidikannya adalah Islam dengan tujuan mewujudkan orang-orang
muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya kepada diri sendiri, dan berguna
bagi masyarakat serta Negara.Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan
yaitu :
- Perubahan cara berfikir
- Kemasyarakatan
- Aktivitas
- Kreativitas
- Optimisme
4.
Landasan Sosial Budaya
Sosial mengacu
kepada hubungan antar individu, antarmasyarakat, dan individu secara alami,
artinya aspek itu telah ada sejak manusia dilahirkan.Sama halnya dengan social,
aspek budaya inipun sangat berperan dalam proses pendidikan. Malah dapat
dikatakan tidak ada pendidikan yang tidak dimasuki unsure budaya. Materi yang
dipelajari anak-anak adalah budaya, cara belajar mereka adalah budaya, begitu
pula kegiatan-kegiatan mereka dan bentuk-bentuk yang dikerjakan juga
budaya. Sosiologi dan PendidikanSosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok dan struktur
sosialnya.Proses sosial dimulai dari interaksi sosial dan dalam proses sosial
itu selalu terjadi interaksi sosial. Interaksi dan proses social didasari oleh
factor-faktor berikut :1. Imitasi2. Sugesti3. Identifikasi4.
Simpati Kebudayaan dan PendidikanKebudayaan menurut Taylor adalah
totalitas yang kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, huku,
moral, adapt, dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh
orang sebagai anggota masyarakat (Imran Manan, 1989)Hassan (1983) misalnya
mengatakan kebudayaan berisi (1) norma-norma, (2) folkways yang
mencakup kebiasaan, adapt, dan tradisi, dan (3) mores, sementara itu
Imran Manan (1989) menunjukkan lima komponen kebudayaan sebagai berikut
:1. Gagasan2. Ideologi3. Norma4. Teknologi5.
BendaAgar menjadi lengkap, perlu ditambah beberapa komponen lagi yaitu
:1. Kesenian2. Ilmu3. KepandaianKebudayaan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu :1. Kebudayaan umum, misalnya
kebudayaan Indonesia2. Kebudayaan daerah, misalnya kebudayaan Jawa, Bali, Sunda, Nusa Tenggara Timur dan sebagainya3.
Kebudayaan popular, suatu kebudayaan yang masa berlakunya rata-rata lebih
pendek daripada kedua macam kebudayaan terdahulu.
5.
5. Landasan
Psikologi
Psikologi atau
ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa manusia. Jiwa itu sendiri adalah
roh dalam keadaan mengendalikan jasmani, yang dapat dipengaruhi oleh alam
sekitar. Karena itu jiwa atau psikis dapat dikatakan inti dan kendali kehidupan
manusia, yang berada dan melekat dalam manusia itu sendiri.a.
Psikologi Perkembangan Ada tiga teori atau pendekatan tentang
perkembangan. Pendekatan-pendekatan yang dimaksud adalah : (Nana Syaodih,
1988)1. Pendekatan pentahapan. Perkembangan individu
berjalan melalui tahapan-tahapan tertentu. Pada setiap tahap memiliki ciri-ciri
pada tahap-tahap yang lain.2. Pendekatan diferensial.
Pendekatan ini memandang individu-individu itu memiliki kesamaan-kesamaan dan
perbedaan-perbedaan. Atas dasar ini lalu orang-orang membuat kelompok-kelompok3.
Pendekatan ipsatif. Pendekatan ini berusaha melihat karakteristik
setiap individu, dapat saja disebut sebagai pendekatan individual. Melihat
perkembangan seseorang secara individual. Sementara itu Stanley Hall penganut
teori Evolusi dan teori Rekapitulasi membagi masa perkembangan anak sebagai
berikut (Nana Syaodih, 1988)1. Masa kanak-kanak
ialah umur 0 – 4 tahun sebagai masa kehidupan binatang.2.
Masa anak ialah umur 4 – 8 tahun merupakan masa sebagai
manusia pemburu3. Masa muda ialah umur 8 – 12 tahun
sebagai manusia belum berbudaya4. Masa adolesen ialah umur
12 – dewasa merupakan manusi berbudaya b. Psikologi
BelajarBelajar adalah perubahan perilaku yang relative permanent sebagai
hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat, atau kecelakaan) dan
bias melaksanakannya pada pengetahuan lain serta mampu mengkomunikasikan kepada
orang lain. Ada
sejumlah prinsip belajar menurut Gagne (1979) sebagai berikut
:1. Kontiguitas, memberikan situasi
atau materi yang mirip dengan harapan pendidik tentang respon anak yang
diharapkan, beberapa kali secara berturut-turut.2.
Pengulangan, situasi dan respon anak diulang-ulang atau
dipraktekkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.3.
Penguatan, respon yang benar misalnya diberi hadiah untuk
mempertahankan dan menguatkan respon itu.4. Motivasi
positif dan percaya diri dalam belajar.5. Tersedia
materi pelajaran yang lengkap untuk memancing aktivitas anak-anak6.
Ada
upaya membangkitkan keterampilan intelektual untuk belajar, seperti apersepsi
dalam mengajar7. Ada
strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam belajar8.
Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh
factor-faktor dalam pengajaran.
6.
Landasan Ekonomi
Pada zaman
pasca modern atau globalisasi sekarang ini, yang sebagian besar manusianya
cenderung mengutamakan kesejahteraan materi disbanding kesejahteraan rohani,
membuat ekonomi mendapat perhatian yang sangat besar. Tidak banyak orang
mementingkan peningkatan spiritual. Sebagian besar dari mereka ingin hidup enak
dalam arti jasmaniah. Seperti diketahui dana pendidikan di Indonesia
sangat terbatas. Oleh sebab itu ada kewajiban suatu lembaga pendidikan untuk
memperbanyak sumber-sumber dana yang mungkin bias digali adalah sebagai berikut
:
- Dari pemerintah dalam bentuk proyek-proyek pembangunan, penelitian-penelitian bersaing, pertandingan karya ilmiah anak-anak, dan perlombaan-perlombaan lainnya.
- Dari kerjasama dengan instansi lain, baik pemerintah, swasta, maupun dunia usaha. Kerjasama ini bias dalam bentuk proyek penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan proyek pengembangan bersama.
- Membentuk pajak pendidikan, dapat dimulai dari satu desa yang sudah mapan, satu daerah kecil, dan sebagainya. Program ini dirancang bersama antara lembaga pendidikan dengan pemerintah setempat dan masyarakat. Dengan cara ini bukan orang tua siswa saja yang akan membayar dana pendidikan, melainkan semua masyarakat.
- Usaha-usaha lain, misalnya :
a.
Mengadakan seni pentas keliling atau dipentaskan di
masyarakatb. Menjual hasil karya nyata
anak-anakc. Membuat
bazaard. Mendirikan
kafetariae. Mendirikan took keperluan
personalia pendidikan dan
anak-anakf. Mencari donator
tetapg. Mengumpulkan sumbanganh.
Mengaktifkan BP 3 khusus dalam meningkatkan dana pendidikan.Seperti diketahui
setiap lembaga pendidikan mengelola sejumlah dana pendidikan yang bersumber
dari pemerintah (untuk lembaga pendidikan negeri), masyarakat, dan usaha
lembaga itu sendiri. Menurut jenisnya pembiayaan pendidikan dijadikan tiga
kelompok yaitu :
- Dana rutin, ialah dana yang dipakai membiayai kegiatan rutin, seperti gaji, pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat, perkantoran, biaya pemeliharaan, dan sebagainya.
- Dana pembangunan, ialah dana yang dipakai membiayai pembangunan-pembangunan dalam berbagai bidang. Yang dimaksudkan dengan pembangunan disini adalah membangun yang belum ada, seperti prasarana dan sarana, alat-alat belajar, media, pembentukan kurikulum baru, dan sebagainya.
- Dana bantuan masyarakat, termasuk SPP, yang digunakan untuk membiayai hal-hal yang belum dibiayai oleh dana rutin dan dana pembangunan atau untuk memperbesar dana itu.
- Dana usaha lembaga sendiri, yang penggunaannya sama dengan butir 3 di atas
Simpulan :Landasan
Pendidikan diperlukan dalam dunia pendidikan khususnya di negara kita
Indonesia,agar pendidikan yang sedang berlangsung dinegara kita ini mempunyai
pondasi atau pijakan yang sangat kuat karena pendidikan di setiap negara tidak
sama.Untuk negara kita diperlukan landasan pendidikan berupa landasan
hukum,landasan filsafat,landasan sejarah,landasan sosial budaya,landasan
psikologi,dan landasan ekonomi .
DAFTAR PUSTAKA
Pidarta Made, Landasan
Kependidikan, Jakarta, Rineka Cipta, 1997 Hasbullah, Dasar-dasar
Ilmu Pendidikan, Edisi Revisi 5, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada,
2006 Indira Permanasari, Pendidikan Dasar Gratis Sudah Saatnya
Diberlakukan , www.kompas.com/ Ditulis
oleh :
SYAMSUL BAHRIProgram Studi : S-2 Teknologi
Pendidikan UNMUL Samarinda
v
Tidak ada komentar:
Posting Komentar